Akhir-akhir ini
media internasional tengah disibukkan dengan konflik antara kedua Negara yang
memiliki pandangan, kepercayaan dan filosofi yang sangat bertolak belakang satu
sama lain yaitu Iran sebagai Negara Republik Islam dan Israel sebagai Negara
Zionis Yahudi. Tentu saja perseturuan antara kedua Negara yang bisa
dikategorikan sebagai Negara maju ini bukan tanpa sebab, semuanya bermula sejak
Revolusi Islam yang berhasil menggulingkan kekuasaan Shah Iran pada tahun 1979
silam. Akibat lepasnya Iran dari pengaruh Barat, otomatis membuat kekuatan
barat berkurang drastis disamping kehilangan keuntungan dari pasokan minyak
Iran.
Permusuhan antara Israel dan Iran kembali memanas ketika Iran
mengembangkan teknologi Nuklir, padahal sudah jelas-jelas bahwa Iran untuk saat
ini belum ‘mampu’ membuat bom Nuklir atau senjata pemusnah masal yang sudah
dimiliki Negara seperti Amerika Serikat, pengembangan Nuklir Iran lebih
ditujukan untuk kebutuhan energi. Seperti yang Iran
sendiri sampaikan dalam banyak kesempatan, mereka selalu mengatakan bahwa
teknologi nuklir yang mereka jalankan adalah untuk tujuan damai seperti
penelitian dan sumber daya energi yang bisa terbarukan, dan bukan untuk membuat
suatu senjata nuklir pemusnah masal. Pernyataan ini tidak ditanggapi oleh
Amerika, Israel dan banyak negara barat lainnya, Terlebih dengan adanya
laporan dari Badan Pengawas Nuklir Dunia (IAEA) bahwa Iran memang tengah
melakukan pengembangan nuklir untuk meningkatkan teknologi persenjataan mereka,
bahkan sudah dimulai sejak tahun 2003 dengan bantuan ahli nuklir masa Uni
Soviet. Hal itulah yang banyak dikhawatirkan oleh berbagai pihak yang
sebenarnya dipicu oleh ketakutan Amerika Serikat dan sekutu utamanya Israel
serta negara-negara barat lainnya akan perkembangan teknologi nuklir yang
dikembangkan oleh Iran.
Memang apabila kita melihat situasi dan
kondisi dari dulu sampai sekarang, dunia Barat selalu cenderung menilai negatif
terhadap dunia Timur Tengah, mereka menyebut Muslim adalah teroris, mereka
membuat media menunjukan hal yang sama, yaitu menunjukan bahwa Muslim adalah
teroris, sehingga membuat mereka yang non-Muslim pun menginterpretasikan bahwa
kita adalah teroris, padahal semua itu hanyalah serangkaian propaganda keji dan
tidak benar yang mereka sebarkan untuk menularkan virus “Phobia” akan Islam,
dan pada kenyataannya serta ironisnya mereka berhasil melakukan hal tersebut.
Seperti hal nya Iran, Islam atau Muslim tidak akan menyerang apabila mereka
tidak menyerang. Karena Islam adalah agama perdamaian yang sesungguhnya tidak
menginginkan perang melainkan kedamaian untuk seluruh umat manusia dan alam
semesta, seperti hal nya dengan orang-orang nya yang menginginkan hal serupa.
Sebaliknya, apabila mereka menyerang lebih dahulu, Islam atau Muslim tentu
tidak akan diam saja, mereka akan menyerang balik dan “meladeni” semua pihak
yang berusaha untuk meruntuhkan agama yang sangat mereka cintai, yaitu Islam.
Itulah Islam, itulah Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar