Musim hujan mulai datang mengusir musim panas, mengetuk
pintu ke setiap rumah dan menawarkan perasaan malas kepada semua orang untuk
keluar dari bangunan beratap mereka masing-masing. Begitu pun aku, suara
rong-rongan alarm hand phone membangunkan mata layu ku di
pagi hari yang lembab karena kawanan air hujan. Aku teringat bahwa sebelum aku
tertidur pulas semalam suara hujan diluar rumah sudah menemani sang malam dan
ternyata ia masih juga sanggup untuk menemani sang pagi dimana matahari
seharusnya sudah menyinari dunia, benar-benar gigih musim hujan kali ini untuk
menunjukan eksistensinya. Sebelum aku sempat beranjak dari tempat tidurku,
bantal dan guling masih mengajakku untuk menemani mereka, dan selimut ku
berkomplot dengan mereka mencegahku untuk bangun dan membasuh muka serta
rambutku yang berantakan sehabis bangun tidur itu.Tapi aku berusaha untuk
melawan perasaan nyaman nan menggoda yang mereka tawarkan dengan melangkahkan
kakiku yang lemas serta tubuh yang masih terhuyung-huyung menuju kamar mandi
dimana aku bisa menyegarkan diriku.
Saat ku selesai dari kamar penyegaran, kulihat jarum jam
sudah menunjukan ke arah pukul tujuh pagi, aku pun merilekskan seluruh tubuhku
diatas sofa dan menyalakan televisi dengan alat pengontrol jarak jauh ditanganku.
Ku seleksi, ku pilih dan ku nyatakan tidak ada program yang menarik di pagi
hari yang gloomy ini, sama saja
semuanya dari hari kemarin, berita yang dipenuhi dengan manusia yang bangga
akan kesalahannya dan merasa sama sekali tidak bersalah, acara drama non
dramatik bodoh dan membodohkan serta manusia yang berbuat yang tidak senonoh
kepada manusia lainnya, dan manusia yang berusaha untuk membuat dirinya terus
eksis dengan mempertontonkan aktifitas nya yang tidak penting bahkan aku tidak
bisa membayangkan siapapun ingin menontonnya, kecuali kalau memang dia fans
fanatik nya. Karena semua parade idiot itulah, akhirnya ku putuskan untuk
melabuhkan perhatian mataku untuk menonton sebuah acara konyol kartun idiot favoritku,
ya kuputuskan untuk sama idiotnya karena ku merasa tidak enak kepada yang
lainnya, beberapa media memang seringkali menyembunyikan sesuatu dariku dan
membuatku tidak tahu apa-apa dengan menyodorkan acara-acara mereka yang
mayoritasnya membuatku bodoh, baik dari pikiran maupun tindakan. Maka dari itu,
aku harus tetap membuka lemari pengetahuanku terhadap hal-hal nyata dan benar
adanya, janganlah ku takut dengan
banyaknya jumlah mereka yang berusaha menghalangimu. Seperti hujan ini yang
menghalangiku untuk keluar dari perlindunganku.
Aku sadar dan aku tahu bahwa Televisi ini memberiku suatu
pencerahan bahwa aku tidak boleh terus berada dalam naungan rumahku untuk
menghindari hujan yang lebat diluar sana. Seperti aku tidak boleh membiarkan
Televisi ini memberikanku informasi serta tayangan yang tak bermutu dan
membuatku bodoh. Tidak bisa! Aku harus keluar dari sini sekarang! Tapi salah
satu inderaku berkata apabila aku keluar dari rumahku ini menuju hantaman hujan
aku akan sakit, kemudian indera lainku berteriak, itu adalah risiko yang harus
kau ambil untuk menyongsong semua yang kau butuhkan untuk membuatmu lebih baik!
Tidak ada tindakan atau perbuatan tidak berisiko yang akan membuatmu lebih
baik! Pergilah keluar sana dan ambil semua yang kau butuhkan untuk membuatmu
merasa dan menjadi lebih baik daripada tinggal di sangkarmu ini!
Dan aku pun pergi dari rumahku yang hangat dan kering keluar
sana menuju hujan yang dingin dan basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar