Senin, November 26, 2012

Kedinginan

Hujan yang dingin ini menghantam tulang belakangku, menusuk jantungku dan meninju habis mukaku dan membekukan tubuhku. Selama musim hujan ini belum pernah ku merasakan dingin luar biasa yang membeku, belum pernah aku merasa sangat kedinginan seperti ini. Aku kedinginan….aku menggigil. Aku orang yang kedinginan diantara semua kedinginan ini. Aku tidak yakin aku akan selamat dari kedinginan ini. Mati. Mati. Aku merasa Malaikat Pencabut Nyawa akan segera mematikanku dan menghentikan semua penderitaan yang ku rasakan sekarang ini. Mendengar hal itu terngiang dalam benakku, aku pun merasa ketakutan setengah mati – walaupun sebenarnya sekarang pun ku sudah setengah mati karena kedinginan ini – tapi dilain hati, ku merasa lega bahwa penderitaanku ini akan segera berakhir. Ya, aku adalah tiang lampu di jalanan.

Hujan

Musim hujan mulai datang mengusir musim panas, mengetuk pintu ke setiap rumah dan menawarkan perasaan malas kepada semua orang untuk keluar dari bangunan beratap mereka masing-masing. Begitu pun aku, suara rong-rongan alarm hand phone membangunkan mata layu ku di pagi hari yang lembab karena kawanan air hujan. Aku teringat bahwa sebelum aku tertidur pulas semalam suara hujan diluar rumah sudah menemani sang malam dan ternyata ia masih juga sanggup untuk menemani sang pagi dimana matahari seharusnya sudah menyinari dunia, benar-benar gigih musim hujan kali ini untuk menunjukan eksistensinya. Sebelum aku sempat beranjak dari tempat tidurku, bantal dan guling masih mengajakku untuk menemani mereka, dan selimut ku berkomplot dengan mereka mencegahku untuk bangun dan membasuh muka serta rambutku yang berantakan sehabis bangun tidur itu.Tapi aku berusaha untuk melawan perasaan nyaman nan menggoda yang mereka tawarkan dengan melangkahkan kakiku yang lemas serta tubuh yang masih terhuyung-huyung menuju kamar mandi dimana aku bisa menyegarkan diriku.

Saat ku selesai dari kamar penyegaran, kulihat jarum jam sudah menunjukan ke arah pukul tujuh pagi, aku pun merilekskan seluruh tubuhku diatas sofa dan menyalakan televisi dengan alat pengontrol jarak jauh ditanganku. Ku seleksi, ku pilih dan ku nyatakan tidak ada program yang menarik di pagi hari yang gloomy ini, sama saja semuanya dari hari kemarin, berita yang dipenuhi dengan manusia yang bangga akan kesalahannya dan merasa sama sekali tidak bersalah, acara drama non dramatik bodoh dan membodohkan serta manusia yang berbuat yang tidak senonoh kepada manusia lainnya, dan manusia yang berusaha untuk membuat dirinya terus eksis dengan mempertontonkan aktifitas nya yang tidak penting bahkan aku tidak bisa membayangkan siapapun ingin menontonnya, kecuali kalau memang dia fans fanatik nya. Karena semua parade idiot itulah, akhirnya ku putuskan untuk melabuhkan perhatian mataku untuk menonton sebuah acara konyol kartun idiot favoritku, ya kuputuskan untuk sama idiotnya karena ku merasa tidak enak kepada yang lainnya, beberapa media memang seringkali menyembunyikan sesuatu dariku dan membuatku tidak tahu apa-apa dengan menyodorkan acara-acara mereka yang mayoritasnya membuatku bodoh, baik dari pikiran maupun tindakan. Maka dari itu, aku harus tetap membuka lemari pengetahuanku terhadap hal-hal nyata dan benar adanya,  janganlah ku takut dengan banyaknya jumlah mereka yang berusaha menghalangimu. Seperti hujan ini yang menghalangiku untuk keluar dari perlindunganku.

Aku sadar dan aku tahu bahwa Televisi ini memberiku suatu pencerahan bahwa aku tidak boleh terus berada dalam naungan rumahku untuk menghindari hujan yang lebat diluar sana. Seperti aku tidak boleh membiarkan Televisi ini memberikanku informasi serta tayangan yang tak bermutu dan membuatku bodoh. Tidak bisa! Aku harus keluar dari sini sekarang! Tapi salah satu inderaku berkata apabila aku keluar dari rumahku ini menuju hantaman hujan aku akan sakit, kemudian indera lainku berteriak, itu adalah risiko yang harus kau ambil untuk menyongsong semua yang kau butuhkan untuk membuatmu lebih baik! Tidak ada tindakan atau perbuatan tidak berisiko yang akan membuatmu lebih baik! Pergilah keluar sana dan ambil semua yang kau butuhkan untuk membuatmu merasa dan menjadi lebih baik daripada tinggal di sangkarmu ini!

Dan aku pun pergi dari rumahku yang hangat dan kering keluar sana menuju hujan yang dingin dan basah.

Opini terhadap cerpen “Jejak Tanah” karya Danarto

Saya terus terang merasakan ngeri yang cukup luar biasa saat membaca tiga paragraf dari cerpen ini, bukan karena apa-apa selain saya membayangkan apabila peristiwa itu benar-benar terjadi. Penggambaran akan tragedy demi tragedy dalam cerpen ini yang dibuat sedemikian detail yang membuat kita sebagai pembaca dapat membayangkan hal-hal tersebut di benak kita masing-masing yang patut diacungkan jempol. Plot yang ditampilkan dalam cerita pendek ini cenderung maju dan mundur, kejadian yang berada di masa lampau dan sekarang saling melengkapi satu sama lain di dalam cerpen ini sehingga menjelaskan betul bentuk sebab-akibat di ceritanya.
Tetapi dalam bagian percakapan, terdapat kalimat yang kurang jelas siapa yang mengucapkan kalimat tersebut karena tidak ada kejelasan akan siapa yang mengucapkan kalimat tersebut sehingga membuat kita harus benar-benar mengerti jalannya percakapan tersebut. Tokoh-tokoh yang diperkenalkan dan dijelaskan oleh penulis disini juga kurang mendapatkan perhatian yang cukup baik dalam latar belakang maupun kepribadian tokoh tersebut yang bertujuan untuk membuat kita dapat “mengenali” si tokoh tersebut dengan baik.
Untuk pesan moral yang penulis berusaha untuk sampaikan jujur sangat dapat dicerna dan diterima oleh pembaca dengan baik, pesan seperti kita harus dapat mempertahankan “keimanan” kita kelak sampai kita tua, agar di masa tua kita tidak tergelincir dan terjatuh kedalam jurang “kesesatan” serta terguling-guling di dalamnya sampai kelak maut menjemput kita, karena bahwasanya “Kematian tidak mengetuk pintu”, itu bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dan dimana saja. Maka dari itu, kita sebagai mahluk yang beragama sudah seharusnya terus beribadah kepada Tuhan Yang Esa sampai tiba waktu untuk kita berpulang ke pangkuan-Nya.
Bandung, 29 Oktober 2012, pukul 20:34.

Opini terhadap cerpen “Anak Pulung"

Cerpen berjudul “Anak Pulung” ini ditulis dalam bahasa Sunda tulen, entah itu bahasa Sunda lama ataupun bahasa Sunda yang biasa dipakai sehari-hari yang masih sering dipakai oleh orang-orang di beberapa daerah seperti Banten, Bandung (Kabupaten), Sumedang dan Garut. Maka dari itu cerita tidak akan mudah dimengerti oleh orang luar (luar Jawa Barat atau bukan orang Sunda) dengan mudah, pasalnya jujur saya yang orang Sunda asli pun kurang begitu mengerti dengan beberapa kata dan ungkapan dalam cerpen ini. Tetapi mari kita lupakan seputar bahasa tersebut dan mulai bicarakan tentang alur cerita, plot, latar belakang, setting dan sebagainya dari cerpen ini. Dari segi plot, cerita ini saya amati memiliki alur cerita yang mengalir ke depan atau memiliki plot maju. Hal ini bisa saya simpulkan karena kita sebagai pembaca di suguhkan aktifitas sehari penuh si tokoh yang menjadi judul dari cerpen ini, tetapi ada satu hal yang membuat saya bingung, yaitu si pencerita dalam tokoh ini, apakah cerpen ini diceritakan dari sudut pandang tokoh utama atau narrator. Karena di beberapa kalimat atau paragraph, terkesan bahwa si narrator adalah si tokoh utama. Contohnya seperti mendeskripsikan sikap atau perilaku yg mungkin hanya si tokoh utama saja yang tau. 

Jika dari latar belakangnya, cerita ini memiliki latar belakang sebuah cerita tentang si “Anak Pulung” yang dibingungkan akan siapa Ayah sesungguhnya, dia dibingungkan dengan berbagai ungkapan dan penjelasan dari beberapa tokoh dalam cerita ini yang berbeda satu sama lain. Namun saat dia menanyakan hal tersebut kepada Ibu kandung nya, dia cenderung menghindari pertanyaan itu dan balik menasehati sambil kesal dan memarahi anaknya itu yang terkesan seakan ada sesuatu yang disembunyikan dari anaknya tersebut. Di akhir dari cerpen ini, terdapat ending yang cenderung sedikit mengungkapkan siapa sebenarnya Ayah dari si “Anak Pulung” tersebut, disini saya sebagai pembaca cukup dibuat terkejut dengan ending tersebut karena sesungguhnya itu hampir menjadi hal yang tidak terduga.Tetapi saya tuturkan bahwa endingnya masih kurang “kuat” dan “meyakinkan” untuk menjelaskan siapa Ayah dari Anak Pulung yang bernama Aju itu.

Apabila saya mendeskripsikan setting dari cerpen ini, saya beranggapan bahwa setting dari cerita ini berada di sebuah kampung dimana ada sebuah komplek dari orang-orang dengan pangkat tertinggi di desa tersebut seperti Kepala Administratur Perkebunan, Kepala Bagian Pabrik, dan lain-lainnya. Akan tetapi latar desa yang masih alami dan indah terlihat dari asyiknya Aju dan teman-temannya berenang, bermain, dan bercanda ria dia sebuah sungai. Sangat tergambarkan sekali suasana pedesaan yang saya ingat ketika saya masih kanak-kanak. Seperti yang sudah saya sebutkan bahwa Bahasa Sunda yang digunakan disini juga bahasa Sunda yang masih sering digunakan sehari-hari oleh orang-orang di beberapa daerah, dan itu cukup mengingatkan saya akan masa kecil saya di kampung halaman saya. Untuk keseluruhan, cerpen ini cukup menghibur.

Bandung, 2 November 2012, pukul 15:54.

Iran vs Israel

Akhir-akhir ini media internasional tengah disibukkan dengan konflik antara kedua Negara yang memiliki pandangan, kepercayaan dan filosofi yang sangat bertolak belakang satu sama lain yaitu Iran sebagai Negara Republik Islam dan Israel sebagai Negara Zionis Yahudi. Tentu saja perseturuan antara kedua Negara yang bisa dikategorikan sebagai Negara maju ini bukan tanpa sebab, semuanya bermula sejak Revolusi Islam yang berhasil menggulingkan kekuasaan Shah Iran pada tahun 1979 silam. Akibat lepasnya Iran dari pengaruh Barat, otomatis membuat kekuatan barat berkurang drastis disamping kehilangan keuntungan dari pasokan minyak Iran.

 
Permusuhan antara Israel dan Iran kembali memanas ketika Iran mengembangkan teknologi Nuklir, padahal sudah jelas-jelas bahwa Iran untuk saat ini belum ‘mampu’ membuat bom Nuklir atau senjata pemusnah masal yang sudah dimiliki Negara seperti Amerika Serikat, pengembangan Nuklir Iran lebih ditujukan untuk kebutuhan energi. Seperti yang Iran sendiri sampaikan dalam banyak kesempatan, mereka selalu mengatakan bahwa teknologi nuklir yang mereka jalankan adalah untuk tujuan damai seperti penelitian dan sumber daya energi yang bisa terbarukan, dan bukan untuk membuat suatu senjata nuklir  pemusnah masal. Pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Amerika, Israel dan banyak negara barat lainnya,  Terlebih dengan adanya laporan dari Badan Pengawas Nuklir Dunia (IAEA) bahwa Iran memang tengah melakukan pengembangan nuklir untuk meningkatkan teknologi persenjataan mereka, bahkan sudah dimulai sejak tahun 2003 dengan bantuan ahli nuklir masa Uni Soviet. Hal itulah yang banyak dikhawatirkan oleh berbagai pihak yang sebenarnya dipicu oleh ketakutan Amerika Serikat dan sekutu utamanya Israel serta negara-negara barat lainnya akan perkembangan teknologi nuklir yang dikembangkan oleh Iran.
 
Memang apabila kita melihat situasi dan kondisi dari dulu sampai sekarang, dunia Barat selalu cenderung menilai negatif terhadap dunia Timur Tengah, mereka menyebut Muslim adalah teroris, mereka membuat media menunjukan hal yang sama, yaitu menunjukan bahwa Muslim adalah teroris, sehingga membuat mereka yang non-Muslim pun menginterpretasikan bahwa kita adalah teroris, padahal semua itu hanyalah serangkaian propaganda keji dan tidak benar yang mereka sebarkan untuk menularkan virus “Phobia” akan Islam, dan pada kenyataannya serta ironisnya mereka berhasil melakukan hal tersebut. Seperti hal nya Iran, Islam atau Muslim tidak akan menyerang apabila mereka tidak menyerang. Karena Islam adalah agama perdamaian yang sesungguhnya tidak menginginkan perang melainkan kedamaian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta, seperti hal nya dengan orang-orang nya yang menginginkan hal serupa. Sebaliknya, apabila mereka menyerang lebih dahulu, Islam atau Muslim tentu tidak akan diam saja, mereka akan menyerang balik dan “meladeni” semua pihak yang berusaha untuk meruntuhkan agama yang sangat mereka cintai, yaitu Islam. Itulah Islam, itulah Muslim.

Jumat, Juli 27, 2012

Another British Invasion

British, yeah British, the place where all of industry seems a slightly little bit more cool than anywhere else, I don’t why but it just the fact. Starting from the best and my favourite band of all time, Coldplay to the newest sensation from a British-Irish boy band that consist of a members Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles and Louis Tomlinson, One Direction. Yup, lately I’ve been singing their song whenever and wherever I go, for example when I go to my campus riding my motorcycle in top of the morning, I sang all of their song all the way to there. I know I don’t declare myself as the biggest fan of a boy band, or a fan of a boy band, or not like them (boy band) at all if that matter, but I like them (One Direction). This boy band it’s not like any other boy band, let’s say…in Korea, that singing and dancing, I guess I’m not to interest to saw bunch of a guys that dance in group, it makes me uncomfortable (I know it’s weird). But One Direction, they’re not singing and dancing at the same time, they’re just singing, don’t get me wrong, what I mean by “they’re just singing” it’s brilliant, their voice it’s so good to hear, and their song is so catchy even in a couple of weeks I already remembered all of their lyrics, I think they’re the next of “Westlife” that also come from UK, right? (Pardon me if I wrong, not the biggest fan of a boy band) but more younger, fresh, and handsomer (no offense, guys) :)

Starting from my female friend (what I mean by “female friend” is that she’s not girlfriend) that ask me to download one of One Direction’s song which is “What Makes You Beautiful,” but instead I just download one song, I download three of their music video, “One Thing”, “Gotta Be You”, and “What Makes You Beautiful” itself, and after I listen to all of it, this is my new favourite of British music, it’s brilliant! I know that most of One Directioners are girls, but I’m not embarrassed at all to declare myself that I like One Direction. Dear all of my chaps around the world, I’m a boy One Directioners! 

To be honest, listen to One Direction’s songs makes me want to be a better guy to a girl. I can only imagine that all of girls around the world are expecting a generally nice guys in One Direction, well at least I can sees them that they were a generally nice guy. One Direction also make me want to learn an acoustic guitar again, and my guitar would thankful if it could speak cause I literally played it rarely and left it covered in a dust, but not anymore! I’ve been practicing with my guitar now, well at least I tried. The point is, One Direction increase my amazement of the British music again since Oasis, Blur, Radiohead and Coldplay era. Thank you chaps! :)